Blog

TUGAS KRITIK ARSITEKTUR-STASIUN PASAR SENEN

  • PENGERTIAN

        Kritik arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu karya arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan untuk ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan penggambaran dari benda yang diamatinya tersebut.

  • PENGELOMPOKAN METODE-METODE KRITIK ARSITEKTUR

       Kritik Normatif adalah Mengkritisi suatu karya arsitektur sesuai dengan norma atau ketentuan yang ada, dan dibagi dalam beberapa metode, yaitu :

  1. Metode Doktrin merupakan metode yang dilihat dari aliran atau nilai-nilai sosial.
  2. Metode Tipikal merupakan metode yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Kebiasaan yang terarah.
  3. Metode Ukuran merupakan metode dengan ukuran yang dijadikan sebagai patokan untuk menilai namun pada akhirnya kecenderungan relativitas akan lebih berperan.

         Kritik Arsitektur Penafsiran adalah mengkritisi suatu karya arsitektur dengan cara menafsirkan berdasarkan analogi-analogi. Kritik Arsitektur Penafsiran dibagi dalam beberapa metode, yaitu :

  1. Metode Advokasi merupakan metode dengan cara mengarahkan pada suatu topik yang dianggap perlu untuk di perhatikan secara seksama tentang karya arsitektur.
  2. Metode Evokatif merupakan metode dengan cara menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu karya arsitektur.
  3. Metode Impresionistik merupakan metode dengan cara menggunakan karya seni atau bangunan lain sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.

          Kritik Arsitektur Deskriptif adalah mengkritisi suatu karya arsitektur dengan cara mendeskriptifkan berdasarkan kenyataan atau fakta. Kritik Arsitektur Deskriptif dibagi dalam beberapa metode, yaitu :

  1. Metode Depiktif merupakan metode yang menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi secara nyata.
  2. Metode Biografis merupakan metode yang hanya mencurahkan perhatiannya kepada sang arsitek yang membuat karya arsitektur tersebut, khususnya aktifitas yang telah dilakukannya.
  3. Metode Kontekstual merupakan metode yang membahas dengan teliti untuk lebih mengerti suatu karya arsitektur.

          Dari metode-metode Kritik Arsitektur tersebut saya lebih condong untuk mengambil Metode Normatif karena, metode normatif lebih mengkritisi bagaimana suatu karya arsitektur tersebut sesuai dengan norma atau ketentuan. Sedangkan kasus yang saya ambil untuk Tugas Kritik Arsitektur Metode Normatif ini adalah Stasiun Pasar Senen yang berlokasi di daerah Jl. St. Senen No.14, Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

w

(Sumber : Google.com)
  • SEJARAH

E.jpg

                                                                     (Sumber : Google.com)

              Stasiun Pasar Senen (PSE) atau lebih populer disebut sebagai Stasiun Senen, yang sekarang juga telah menjadi salah satu bangunan konservasi merupakan yang juga salah satu daerah tua di Jakarta. Nama Senen diambil dari nama sebuah pasar yang dibuka oleh Pemerintah Kolonial

T

                                                                        (Sumber : Google.com)

              Hindia Belanda (VOC) pada tahun 1733 sebagai fasilitas perdagangan di pinggiran kota Weltevreden yang sekarang disebut Gambir. Pasar itu disebut Pasar Senen karena pada jaman dulu memang hanya buka setiap hari Senin saja. Pada awalnya stasiun Pasar Senen hanya merupakan tempat pemberhentian sementara kereta api jalur Batavia-Bekasi yang dibuka pada tahun 1894 oleh Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS).

              Dalam perkembangan waktu dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang, maka dibangunlah Stasiun Pasar Senen oleh Staats Spoorwegen (SS). Pada saat diambil alih oleh Staatsspoorwegen lalu dibangunlah Stasiun Pasar Senen yang besar dan selesai dibangun pada tanggal 19 Maret 1925. Bangunan ini diarsiteki oleh J. van Gendt, dengan gaya arsitektur Neo-Indische. Karakter vernakularnya sangat menonjol, dapat dilihat dari atap limasan yang mendominasi dengan ditambahkan atap teritisan di atas pintu masuk hall untuk melindungi bangunan dari rembesan air hujan, dan jika dilihat dari luar terlihat seperti bangunan dengan dua lantai. Pintu-pintunya bergaya Romantik dengan balutan konsol atap yang diekspos.

  • STRUKTUR
  • Pekerjaan Kanopi Endtrance

333.jpg

                                                                             (Sumber : Google.com)
  • Pekerjaan Lantai Peron dan Tangga

111

                                                                           (Sumber : Google.com)
  • Kolom, Balok dan Kuda-kuda

222

                                                                            (Sumber : Google.com)

           Kesan saya terhadap stasiun ini di era modern sekarang ketika saya datang kesana pada awalnya terasa sangat amat panas karena terlihat pada kanopi menggunakan bahan penutup kaca dalam pemilihan penutup atapnya, sedangkan di Indonesia merupakan negara tropis sehingga membuat pengunjung disana kurang nyaman, namun berbeda jika kita sudah didalam ruangannya karena terasa sangat sejuk hal itu diakibatnya pembangunan Pasar Senen masadulu masih dibangun oleh orang belanda dimana mereka membuat atapnya sangat tinggi sehingga udara dapat berputar didalam ruangan yang dapat membuatnya udara sejuk.

      Semua bahan bangunan pada struktur juga menggabungkan antara bahan bangunan modern yakni baja dengan bahan bangunan yang terdahulu yang banyak menggunakan kayu mengingat bangunan Pasar Senen merupakan bangunan konservasi pada bagian bangunan intinya tidak terjadi banyak perubahan karena bangunan konservasi sangat yang dijaga. Bangunan pasar senen yang baru ini juga memperlihatkan dibeberapa sisinya menggunakan kolom dan balok yang menggunakan baja konvensional dan kaca yang menonjolkan sisi modernnya, dan satu sisi lainnya juga masih menggunakan kuda-kuda kayu tradisional.

  • FUNGSI

         Pada umumnya Stasiun kereta api adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Kenyamanan penumpang sangat diutamakan yang harusnya ruang yang paling diprioritaskan adalah ruang tunggu bagi penumpang. Ruang tunggu ini terletak didalam bangunan inti dari Stasiun Pasar senen ini sendiri. Ruang tunggu pada bangunan Stasiun Pasar Senen terletak pada lantai satu yakni diindor dan di outdor.

          Namun sayangnya, pada ruang tunggu outdor akses jalan antara ruang tunggu dan pemeriksaan tiket amat jauh, apalagi kalau penumpang transportasi kereta ini membawa banyak barang, sehingga pengguna jasa traksportasi darat ini lebih memilih menunggu dulu keretanya di ruang tunggu indoor dan membuat ruang tunggu tersebut tidak berfungsi secara optimal. Hal ini dikarenakan oleh letaknya yang jauh,turun naik tangga dan menyebrang melalui basement. Sehingga pengguna bangunan pun rasanya cukup malas berjalan kesana, apalagi jika kereta yang ditunggu belum datang.

          Dan stasiun Pasar Senen ini masih kurang ramah terhadap pengguna commuter line karena ruang tunggu outdor yang hanya menggunakan atap senk dengan kolom dan balok baja dan tidak dilengkapi dengan kursi yang memadai untuk menunggu, serta akses yang dijadikan 1 dengan akses keluar masuknya penumpang pengguna kereta api commuter dan kereta api jarak jauh ini semakin membuat ketidak nyamanan.

  • BENTUK

       Bentuk bangunan Stasiun Pasar Senen sama dengan bentuk bangunan belanda zaman dulu pada umumnya yang dapat dilihat pula dari profil jendela dan pintunya yang dibuat setengah lingkaran. Bagian atapnya teta berbentuk atap limasan yang mendominasi dan ditambahkan atap teritisan di atas pintu masuk hall untuk melindungi bangunan dari rembesan air hujan, dengan balutan konsol atap yang diekspos.

        Stasiun Pasar Senen menurut saya secara konsep bentuk , merupakan suatu bentuk yang secara jujur berusaha untuk menjadikan salah satu stasiun terbaik, dan merubah opini masyarakat yang dulu mengaggap bahwa stasiun ini kumuh dan hanya orang kalangan bawah saja yang menggunakan kereta.

       Bentuk ini merupakan jawaban bahwa sesungguhnya bangunan pada stasiun tidaklah harus formal dan biasa.Tapi, penampilan bangunan itu bisa dimodifikasi menjadi lebih baik dengan penambahan kanopi serta perbaikan lainnya, tidah hanya itu stasiun ini juga harus tetap mampu menaungi fungsi di dalamnya. Singkatnya, sebuah bangunan meskipun memiliki bentuk yang nilai estetikanya bagus, juga harus mampu menaungi fungsi yang terjadi di dalamnya.

  • Kesimpulannya, secara keseluruhan, bangunan ini menurut saya sudah baik, terutama dalam segi struktur maupun estetikanya. Hanya saja, pemanfaatannya oleh masyarakat lebih dimksimalkan lagi sehingga yang kurang terhadap bangunan ini. Dan tidak hanya ‘sekedar jadi’ saja tanpa betul-betul memenuhi fungsinya secara keseluruhan.

(Kritik arsitektur ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis pada bulan September 2017)

 

DAFTAR PUSTAKA